Rontgen merupakan istilah yang tak asing lagi bagi masyarakat, khususnya yang pernah berhubungan dengan dunia medis. Singkatnya, rontgen (atau kadang-kadang diucapkan “rongsen”) dipahami sebagai tindakan medis yang menembus bagian dalam tubuh untuk diperiksa lalu difoto sehingga bisa dicetak untuk pemeriksaan lanjut. Hasilnya mirip negatif film yang menunjukkan organ dalam seperti tulang dan sebagainya.
Prinsip Kerja
Yang kerap menimbulkan pertanyaan adalah bagaimana bisa alat rontgen itu bisa menembus bagian dalam tubuh dan mengambil gambar? Teknologi tembus pandang yang menggunakan sinar X ini sebenarnya mengambil sumber energi dari radiasi.
Penyinaran yang tak tampak itu akan bekerja memantulkan seluruh isi bagian dalam tubuh yang bisa memantulkan cahaya lalu kemudian diambil gambarnya oleh alat rontgen. Selama menjalani proses pemeriksaan, pasien juga disarankan untuk tidak banyak bergerak dan kadang-kadang harus menahan napas supaya tidak mengurangi akurasi dari proses pemeriksaan dengan sinar X.
Pengembangannya dibuat dari penciptaan gelombang elektromagnetik yang mampu menembus objek-objek tebal. Beberapa manfaat dari rontgen adalah untuk memeriksa apakah ada kerusakan di tulang pasien setelah mengalami kecelakaan, memeriksa organ-organ dalam tubuh dada dan perut, memeriksa kepala/otak, dan sebagainya. Setelah mencetak hasil pemeriksaan itu, pihak medis bisa mengambil kesimpulan dan menentukan tindakan selanjutnya untuk menyembuhkan pasien.
Sebelum menjalani pemeriksaan dengan sinar X, seorang pasien terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan intensif. Misalnya, apakah pasien bersangkutan berpotensi mengidap alergi pada sinar tertentu? Selain itu, perempuan hamil wajib menjalani konsultasi terlebih dahulu untuk memastikan apakah pemeriksaan dengan sinar X itu nanti akan berpengaruh buruk pada janin. Beberapa pasien yang mengidap penyakit tertentu juga diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan sebelum menjalani rontgen.
Berbahayakan Rontgen?
Nah, apakah rontgen berbahaya bagi manusia? Apalagi jika mendengar kata “radiasi” saja sudah menimbulkan kecemasan. Tindakan rontgen yang terlalu sering juga berpotensi memicu kanker. Penjelasannya sangat sederhana. Tidak mungkin sebuah tindakan medis yang mengandung risiko diperbolehkan jika tidak diuji dan dibuktikan terlebih dahulu efek sampingnya.
Memang benar bahwa radiasi bisa menyebabkan kerusakan pada sel-sel dalam tubuh. Namun harus diingat pula bahwa setiap tubuh manusia punya mekanisme alami yang akan terus mereproduksi sel-sel mati dalam tubuh sehingga tetap menjaga sistem kekebalan tubuh. Fakta lainnya yang perlu diketahui ialah bahwa setiap hari kita sebenarnya berurusan dengan radiasi alam.
Tanpa sadar, tubuh kita terkena radiasi alam baik dari sinar matahari hingga polusi udara. Dan efek dari radiasi rontgen yang dilakukan sekali akan setara dengan radiasi alam selama sepuluh hari. Namun tindakan pemeriksaan dengan sinar X itu pun tak mungkin dilakukan setiap hari. Kesimpulannya adalah tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai efek negatif dari Rontgen.
Tags
Kesehatan